Kopi Gajah, Kopi Termahal di Dunia ---Indonesia bisa berbangga hati karena dapat menghasilkan kopi termahal di dunia. Di Inggris, secangkir kopi luwak dijual dengan harga Rp 1 juta, sedangkan di Indonesia harganya bisa bervariasi. Harga secangkir kopi luwak di modern coffee house berkisar antara Rp 50.000-200.000. Kini, sebuah resor di Chiang Rai, Thailand, mengembangkan jenis kopi baru, yang juga diproses dari kotoran hewan. Hotel Anantara mengklaim bahwa kopi mereka adalah yang termahal di dunia. Pasalnya, biji-biji kopi tersebut telah dimurnikan dari kotoran gajah yang mereka pelihara sendiri di belakang resor.
Kopi Gajah, Kopi Termahal di Dunia ---Reputasi kopi luwak sebagai kopi termahal tak lama lagi akan mendapat pesaing. Thailand kini tengah mengembangkan kopi gajah. Apa itu kopi gajah? Sama seperti kopi luwak, kopi ini diolah dari biji kopi yang dimakan gajah lalu keluar bersama kotorannya.
Menjijikkan? Bagi sebagian orang mungkin. Namun, bagi penemunya, reaksi di dalam perut gajah membuat biji kopi yang keluar bersama kotoran hewan besar itu memiliki rasa unik setelah diolah.
Pengembang kopi gajah ini adalah Blake Dinkin, yang mengeluarkan modal 300.000 dollar AS atau hampir Rp 3 miliar untuk memulai usahanya ini. Dinkin memilih tempat di wilayah utara Thailand, berdekatan dengan kawasan legendaris Segi Tiga Emas. Namun, mengapa Dinkin memilih gajah untuk mengembangkan kopi jenis baru ini?
"Saat gajah memakan kopi, asam di dalam perutnya akan memecah protein di dalam kopi. Protein inilah yang mengakibatkan rasa pahit kopi. Nah, kopi ini sangat lembut tanpa rasa pahit seperti kopi pada umumnya," kata Dinkin yang adalah warga Kanada itu.
Kopi Gajah, Kopi Termahal di Dunia ---Walau sama dengan kopi luwak, gajah memiliki perut yang besar sehingga jumlah kopi yang dihasilkan juga lebih banyak.
Namun, gajah dikenal sebagai hewan yang lambat dalam mencerna makanannya. Hewan besar ini membutuhkan 15-30 jam untuk mencerna biji kopi, yang tercampur bersama pisang, tebu, dan tumbuhan lain yang biasa dimakan gajah.
"Justru itulah yang membuat kopi ini memiliki aroma dan rasa yang sangat unik," kata pria berusia 42 tahun itu. "Menurut saya, ini adalah sebuah proses fermentasi di dalam perut gajah. Proses fermentasi ini memberikan rasa yang tak mungkin didapatkan dari kopi lain," tambah dia.
Sejumlah pakar lingkungan awalnya tak terlalu menyambut baik ide Blake Dinkin itu.
"Saya memikirkan kafein, apakah gajah tidak akan kecanduan kopi nantinya," kata John Robert, Direktur Yayasan Gajah Asia Segitiga Emas.
"Namun setelah melakukan pengamatan ternyata kopi ini tidak berpengaruh buruk bagi para gajah," tambah Robert.
Menjijikkan? Bagi sebagian orang mungkin. Namun, bagi penemunya, reaksi di dalam perut gajah membuat biji kopi yang keluar bersama kotoran hewan besar itu memiliki rasa unik setelah diolah.
Pengembang kopi gajah ini adalah Blake Dinkin, yang mengeluarkan modal 300.000 dollar AS atau hampir Rp 3 miliar untuk memulai usahanya ini. Dinkin memilih tempat di wilayah utara Thailand, berdekatan dengan kawasan legendaris Segi Tiga Emas. Namun, mengapa Dinkin memilih gajah untuk mengembangkan kopi jenis baru ini?
"Saat gajah memakan kopi, asam di dalam perutnya akan memecah protein di dalam kopi. Protein inilah yang mengakibatkan rasa pahit kopi. Nah, kopi ini sangat lembut tanpa rasa pahit seperti kopi pada umumnya," kata Dinkin yang adalah warga Kanada itu.
Kopi Gajah, Kopi Termahal di Dunia ---Walau sama dengan kopi luwak, gajah memiliki perut yang besar sehingga jumlah kopi yang dihasilkan juga lebih banyak.
Namun, gajah dikenal sebagai hewan yang lambat dalam mencerna makanannya. Hewan besar ini membutuhkan 15-30 jam untuk mencerna biji kopi, yang tercampur bersama pisang, tebu, dan tumbuhan lain yang biasa dimakan gajah.
"Justru itulah yang membuat kopi ini memiliki aroma dan rasa yang sangat unik," kata pria berusia 42 tahun itu. "Menurut saya, ini adalah sebuah proses fermentasi di dalam perut gajah. Proses fermentasi ini memberikan rasa yang tak mungkin didapatkan dari kopi lain," tambah dia.
Sejumlah pakar lingkungan awalnya tak terlalu menyambut baik ide Blake Dinkin itu.
"Saya memikirkan kafein, apakah gajah tidak akan kecanduan kopi nantinya," kata John Robert, Direktur Yayasan Gajah Asia Segitiga Emas.
"Namun setelah melakukan pengamatan ternyata kopi ini tidak berpengaruh buruk bagi para gajah," tambah Robert.
Kopi Gajah, Kopi Termahal di Dunia ---Yayasan ini kini menerima sekitar delapan persen dari total penjualan kopi gajah tersebut. Hal ini disyukuri Robert karena biaya untuk merawat gajah-gajah itu adalah 1.000 dollar AS per bulan. Padahal, yayasan ini memiliki 20 gajah yang harus dirawat.
Sayangnya, kata Dinkin, gajah adalah pekerja yang kurang efektif. Untuk mendapatkan satu kilogram kopi, gajah harus makan minimal 33 kilogram biji kopi. Sebagian besar biji kopi hilang di rerumputan bersama kotoran sang gajah.
Kopi Gajah, Kopi Termahal di Dunia ---Karena proses produksi yang panjang dan sulit, tak heran jika harga kopi ini sangat mahal. Harga kopi kotoran gajah dibanderol USD 1.100 (Rp 10 juta) per kg atau USD 50 (Rp 480.250) per cangkir. Sebagai perbandingan, kopi kotoran luwak dijual seharga USD 500-600 (Rp 4,8-5,7 juta) per kg atau USD 30 (Rp 288.150) per cangkir. Dari hasil perbandingan ini, kita bisa melihat bahwa kopi gajah dua kali lipat lebih mahal dibanding kopi luwak asli Indonesia.
Alasan lain kopi ini mahal yaitu para gajah tersebut diberi makan biji kopi Arabica yang hanya tumbuh pada ketinggian 5.000 kaki di Thailand. Selain itu, 8% dari dana hasil penjualannya, akan disumbangkan untuk pelestarian gajah – Golden Triangle Asian Elephant Foundation di Thailand.